Bulan Oktober 1941, Jenderal
Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang.
Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka
melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi
setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan,
baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto,
Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat
berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar.
Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan,
4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274
pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal
perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang
secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan
Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka
miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas
Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang
dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7
resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai
dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang
Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7
Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo
serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman
Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6
kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat
tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140
lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu
tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat
menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara
di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki
Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi,
guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa
dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia
Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Garis waktu 1941
6
Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa
tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes
Dekker diasingkan ke Suriname.
11
Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa
tiba di Batavia.
Februari
- Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk
"bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak
Van Mook.
14
Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda,
menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
6
Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda
menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan
bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan
untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika Serikat.
11
Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
25
Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas
Indochina.
26
Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
30
Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi
tentang Indonesia setelah perang.
30
November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
5
Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk
mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia
dan personilnya tiba pada 7 Desember.
8
Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan
utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa
lainnya, perang terhadap Jepang.
10
Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan Repulse
ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai
Malaya.
16
Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan
pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
17 Desember
– Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Timur. Diktator
Portugal Salazar memprotes.
17
Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate. Jepang mendarat di
Sarawak.
22
Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina. Hatta menulis
sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan
Jepang.
24
Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
1942
Januari
2 Januari -
Jepang merebut kota Manila.
3 Januari -
Jepang merebut Sabah.
6 Januari -
Jepang merebut Brunei.
6 Januari –
Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
10 Januari -
Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi
(Manado).
11 Januari -
Jepang merebut Tarakan.
12 Januari - Van
Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta tambahan pasukan,
dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
13 Januari -
Jepang merebut Manado.
15 Januari -
Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan
Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda, Amerika) di dalam perang.
16 Januari –
Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam
melawan Belanda.
23 Januari -
Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat seranganbalasan dari Belanda dan
A.S.
25 Januari -
Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
30 Januari -
Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan
pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24
jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan
pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada
Februari setelah ditawan.
Pasukan Britania
mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
Februari
1 Februari -
Jepang merebut Pontianak.
3 Februari -
Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap sasaran-sasaran di
Jawa.
4 Februari –
Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan Sulawesi):
Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap.
Jepang maju hingga ke Sulawesi.
6 Februari -
Jepang mulai mengebom Palembang.
8 Februari -
Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
9 Februari -
Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
10 Februari -
Jepang merebut Makassar.
13 Februari -
Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri
minyaknya yang berharga.
15 Februari -
Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Britania ditawan sebagai
tawanan perang.
18 Februari -
Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan serangan. Bali
diduduki Jepang.
19 Februari –
Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok): sebuah
satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia.
Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
20 Februari -
Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai
Timor.
23 Februari –
Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra Utara, dengan dukungan
Jepang.
Belanda
memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara
Belanda melakukan evakuasi. Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda
lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu. Jepang
mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan perang gerilya.
27 Februari -
Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya yang
berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal
perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya,
sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya
(Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan
Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari
1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM,
tenggelam bersama kapal perang utamanya (Flagship) De Ruyter.
28 Februari -
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan
Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah
pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di
Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta
Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda.
Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan
Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada
Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan
tentara Belanda.
Maret
Pada Maret 1942,
pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu
kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara
kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru
itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa. Belanda
sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di
Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia
ketika Jepang tiba.
1 Maret -
Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
Pasukan invasi
Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
Serangan udara
Jepang atas Medan.
5 Maret -
Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
7 Maret - Jepang
merebut Cilacap.
7 Maret -
Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
8 Maret - Jepang
merebut Surabaya.
9 Maret - Pada 9
Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara
India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah
Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan
Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani
pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili
Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan
demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda
sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga,
tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara
India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr.
Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda
bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri
ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan
Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang
berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia
ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa
lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut
yang dipulangkan kembali ke Eropa.
11 Maret -
Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang
mengundurkan diri.
12 Maret -
Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
12 Maret -
Jepang tiba di Medan.
18 Maret -
Jepang merebut Padang.
28 Maret -
Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada. Volksraad
dihapuskan. Bendera merah-putih dilarang. Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai
Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan
Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di Makassar).
April
Pada April 1942, sekitar 200
tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus
berperang, ditangkap oleh Jepang dibawah perintah Imamura. Mereka
dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan
kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke
ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu.
Imamura dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia
setelah perang.
7 April – Tiga
orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memainkan lagu
kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
7 April - Jepang
merebut Ternate. Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai kampanye
propaganda. ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi tanggung jawab perang:
Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma.
Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama
dengan Australia).
19 April -
Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
Mei
9 Mei - Jepang
menduduki Lombok.
13 Mei - Jepang
menduduki Sumbawa.
14 Mei - Jepang
mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17 Mei.
16 Mei - Jepang
menduduki Sumba.
Juni
17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London
membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.
Juli
Pilihan
satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah purapura bekerja sama
dengan Jepang. Tujuan akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang,
melainkan untuk mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda
yang kembaliakan mencoba untuk menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang
guna mendapatkan dukungan Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang
baru terbentuk.
Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak
perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam
dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan
Sjahrir.
Satuan sisa-sisa
tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
Jepang
mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
Soekarno, Hatta,
Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk
kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
Soekarno menerima
tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung
jawab kepada militer Jepang.
30 Juli - Jepang
menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
31 Juli - Jepang
merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen
Australia di Saumlaki.
Agustus, September, Oktober
29 Agustus -
Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep.
Solomon.
September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk member
hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna
Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat
senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan beliau dihukum
mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama
jalan terpenting di Tasikmalaya.
Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para
komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di
wilayah-wilayah pendudukan.
16 Oktober –
Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan
Timor.
Pada mulanya,
propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan
Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan
menangkapi orang untuk dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa
Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.
Militer Jepang membuat tiga kesalahan
besar terhadap bangsa Indonesia :
1. Kerja paksa: banyak laki-laki
Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk
melakukan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam
kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
2. Pengambilan paksa: tentara-tentara
Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya
dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan
kelaparan dan penderitaan semasa perang.
3.
Perbudakan paksa terhadap
perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan wanita penghibur bagi
tentara-tentara Jepang.
Selain itu, Jepang menahan banyak warga
sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan
memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk
pula.
Namun, kejahatan-kejahatan perang di --
yang sangat serius – pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan
di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya
Jen. Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena
terlalu lunak. Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan
gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka
kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno
sendiri.
November,
Desember
November,
Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
Jenderal Imamura
digantikan oleh Jenderal Harada.
7 Desember -
Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan
perbaikan hubungan kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
27 Desember -
Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
1943
Januari, Jepang
menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya.
Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan
membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang
komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan
perlawanan terhadap Jepang.
9 Februari -
Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
10 Februari -
Gerilyawan Autralia ditarik dari Timor Timur setelah setahun berperang di dalam
hutan.
9 Maret - Jepang
membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik.
Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah
satu anggotanya.
Jepang membentuk
sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang.
Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi antara sukarelawan dan milisi.
Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
Juli, Jepang
menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
7 Juli - Perdana
Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia
dalam pidatonya di Gambir.
13 Agustus -
Amerika melancarkan serangan bom dari Australia terhadap Balikpapan.
Jepang mulai
mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi gula. Para manajer
Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen
Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda
dikirim ke kamp interniran Jepang.
September,
pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
8 September -
Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon untuk membentuk "Giyugun"
(angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan,
sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau
menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan,
karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
3 Oktober -
Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela
Tanah Air). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan
Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu
mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan.
Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Kelompok ini
yang kemudian akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
24 Oktober,
payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah
Muslimin Indonesia).
Jepang mulai
melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan
hilang. Jepang mulai menjarah beras.
Brigade Angkatan
Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina,
dengan tujuan akhir merebut kembali Hindia Belanda.
3 November -
Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan PETA.
10 November -
Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu
dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar
negeri.
Desember,
Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim
yang berhubungan dengan Masyumi.
1944
Januari, Putera
digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
19 April -
Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
22 April -
Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
9 Mei - Komandan
Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
17 Mei - Serangan
udara Sekutu di Surabaya.
21 Mei - Tentara
Amerika mendarat di Biak.
4 Juni - Jepang
melancarkan serangan balik ke Biak.
Agustus, Barisan
Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan
berganti nama menjadi Barisan Benteng).
11 Agustus -
Serangan udara Sekutu di Palembang.
28 Agustus -
Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
8 September -
Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang tidak lama
lagi.
8 September -
tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
15 September -
Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional
(dengan kekuasaan sebagai penasehat saja).
Oktober, tentara
Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah
Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan
legislatif. November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh
Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.
1945
Januari-April
14 Februari -
tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.
1 Maret - Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk
mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, diumumkan pembentukannya oleh Jepang.
Anggotaanggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll. Pemimpinnya
adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
April, Laksamana
Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung perjalanan
pidato keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
30 April -
Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.
Mei
3 Mei -
Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh
tentara Jepang.
29 Mei -
Diselengarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo
berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad
Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim
Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda
sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan
hukum internasional dan mendeklarasikan semua area samudra antara pulau-pulau
sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut diantara peserta
sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
Juni
Maeda mendukung perjalanan
Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk berpidato.
1 Juni -
Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
10 Juni -
Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatra
Utara.
22 Juni - Sebuah
komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan perselisihan atas
peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa
kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini
menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti
Hukum Islam.
24 Juni -
Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.
Juli
Militer Jepang
mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia
kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
1 Juli - Tentara
Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
8 Juli - Sekolah
Islam Tinggi didirikan di Jakarta (ini menjadi cikal bakal IAIN)
10 Juli-17 Juli
- Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan
undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan
Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam
Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat
yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan
akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia
harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah
Hindia-Belanda sebelum perang.
11 Juli -
Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
B. Priode
Menjelang Kemerdekaan Republik Indonesia
Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki
oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika
Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
7 Agustus -
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap
memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan
sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air
pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus -
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa
di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh,
yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini
hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya
ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan
para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Malam harinya,
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto
dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari
komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno
dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki
wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah
telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu
juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi
hari tanggal 17 Agustus 1945. Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda
radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno.
Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan.
Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
C. Pasca
Kemerdekaan Republik Indonesia
Rapat kedua KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 25-26 November
1945
18
Agustus PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai
Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata
"Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah
konstitusi yang baru. Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8
provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi,
Maluku, dan Sunda Kecil.
Pada
22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang
melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok
ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
23
Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri.
Badan
Keamanan Rakyat,
angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota
PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah
diberitahu untuk membubarkan diri.
29
Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18
Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat
menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang
bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru,
Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.
Sekutu
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu
bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada
pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah
pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten
sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi
tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi
tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada
23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.
15
September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van
der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini,
diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration-pemerintahan sipil
Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam makalah ini maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Tujuan Jepang dating ke Indonesia adalah untuk
mendapatkan dukungan dan memanfaatkan Indonesia dalam menghadapi sekutu.
2. Jepang membentuk BPUPKI dan PPKI sebagai realisasi
janjinya pada Indonesia.
3. Indonesia melalui PPKI membentuk sebuah pemerintah
sementara dengan Soekarno sebagai presiden dan Hatta sebagai wakil presidennya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar